Home » , , » Teori Dalam Sains

Teori Dalam Sains

Written By profitgoonline on Jumat, 26 Juli 2013 | 21.44

"itukan cuma teori!" Penggunaan istilah teori sehari-hari seringkali berarti spekulasi yang tidak teruji. Namun teori memiliki arti yang berbeda dalam sains. Apakah teori ilmiah (saintifik) itu, dan apa bedanya dengan hipotesis atau hanya sekedar spekulasi ?

Pertama , teori ilmiah memiliki cakupan yang jauh lebih luas daripada hipotesis. Ini adalah hipotesis : 'Peniruan warna ular berbisa merupakan adaptasi yang melindungi ular dari pemangsa'. Namun yang ini adalah teori : 'adaptasi evolusioner muncul melalui seleksi alam'. Teori seleksi alam Darwin menjelaskan banyak sekali ragam adaptasi , termasuk mimikri.
Kedua, teori cukup umum untuk melahirkan banyak hipotesis spesifik baru yang bisa diuji. Misalnya, dua peneliti di Princeton University, Peter dan Rosemary Grant, termotivasi oleh teori seleksi alam untuk menguji hipotesis spesifik bahwa paruh finch Galapogos berevolusi sebagai respons terhadap perubahan tipe makanan yang tersedia. (hasil mereka peroleh mendukung hipotesis itu).

Ketiga, Jika dibandingkan dengan hipotesis manapun, teori umumnya didukung oleh bukti yang jauh lebih banyak. Teori - teori yang diberlakukan secara luas dalam sains (misalnya teori seleksi alam) menjelaskan keanekaragaman pengamatan yang luar biasa dan didukung oleh akumulasi bukti yang sangat banyak. faktanya, penelisikan erhadap teori berlanjut melalui pengujian hipotesis-hipotesis yang spesifik  dan bisa difalsifikasi, yang lahir dai teori tersebut.

Terlepas dari banyaknya bukti yang mendukung teori yang diterima luas, ilmuan terkadang harus memodifikasi atau bahkan menolak teori ketika metode riset baru memberikan hasil yang tidak cocok. Misalnya, teori lima-kingdom pada keanekaragaman biologis mulai terkikis ketika metode baru untuk membandingkan sel dan molekul memungkinkan ilmuan menguji beberapa hubungan hipotesis di antara organisme-organisme yang didasarkan pada teori tersebut. Jika ada 'kebenaran' dalam sains , maka 'kebenaran' itu bersifat kondisonal , berdasarkan bukti yang banyak tersedia.
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Materi Kuliah | Fanspage Facebook | Twitter
Copyright © 2013. BIOLOGI - All Rights Reserved
Published by BIOLOG-INDONESIA