Energi Terbarukan
Banyak sebenarnya jenis energi terbarukan yang ada di negara ini, namun masih sangat kurang pemanfaatannya. Saat ini kita masih sangat dimanjakan dengan yang namanya bahan bakar fosil, padahal kita tahu sendiri dampak dari penggunaan bahan bakar fosil juga tidak baik, apalagi batubara.
Berbagai jenis energi terbarukan yang pemanfaatannya kurang optimal antara lain panas bumi, aliran dan terjunan air, bioenergi, sinar matahari, angin, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut. Di sini saya akan mencoba menjelaskan tentang bioenergi. Nah pertama-tama, mari kita pelajari lebih lanjut potensi dari sumber daya bioenergi di Indonesia. Bioenergi terbagi menjadi tiga, yaitu bahan bakar nabati, biogas, dan biomassa. Dalam bahan bakar nabati, di Indonesia terdapat CPO dengan produksi tahunan sebesar 21 juta ton (145 juta SBM), jarak pagar, dan nyamplung yang digunakan sebagai bahan baku biodiesel.
Pada sektor biogas, potensi bahan baku biogas di Indonesia sebagian besar berasal dari kotoran ternak dan bahan organik yang lain. Pada tahun 2009, Indonesia memiliki jumlah hewan ternak sebagai bahan baku biogas yang cukup besar, antara lain 13 juta ternak sapi perah dan sapi pedaging, serta sekitar 15,6 juta ternak kambing. Potensi ternak tersebut setara dengan 1 juta unit digester biogas (2,3 juta SBM).
Pada sektor biomassa, Indonesia memiliki potensi limbah biomassa yang besar yang berasal dari limbah pertanian dan sampah perkotaan.
Berbagai peluang dan tantangan kini sedang dihadapi negara ini, berbagai peluang tersebut antara lain tingkat pertumbuhan energi cukup tinggi, potensi energi terbarukan cukup besar dan terdapat di seluruh Indonesia, serta dalam kerangka perubahan iklim pemanfaatan energi bersih menjadi trend dunia dan energi terbarukan adalah energi bersih.
Di samping itu juga terdapat berbagai tantangan, yaitu investasi awal pada umumnya tinggi, harga energi terbarukan relatif lebih tinggi sehingga tidak dapat bersaing dengan harga energi konvensional, masih kurang tersedianya insentif dan mekanisme pendanaan yang berpihak kepada energi terbarukan,serta harga energi konvensional yang masih disubsidi.