Home » » Standarisasi larutan Na2EDTA | Analisis Kesadahan sampel air

Standarisasi larutan Na2EDTA | Analisis Kesadahan sampel air

Written By profitgoonline on Kamis, 23 Mei 2013 | 11.44


1.Standarisasi larutan Na2EDTA
Pada percobaan ini, pertama yang dilakukan adalah menstandarisasi larutan Na2EDTA. Alat-alat yang diperlukan disiapkan sebelumnya. Selanjutnya, larutan Na2EDTA dimasukkan ke dalam buret smpai buret menunjuk ke angka 0. Setelah itu, disiapkan 3 buah Erlenmeyer 125 ml masing – masing dengan larutan standar Ca2+ sebanyak 20 ml, 1 ml larutan buffer pH 10 dan dua tetes indicator EBT. Setelah itu dilakukan titrasi sehingga warna merah anggur pada larutan berubah menjadi biru laut.
Sebelum menjadi larutan standar, larutan Na2EDTA perlu distandarisasi karena larutan tersebut tidak stabil , larutan Na2EDTA sangat mudah bereaksi dengan keadaan lingkungan sekitar. Karena jika mudah bereaksi dengan lingkungan, otomatis volumenya akan senantiasa berubah sehingga juga akan mempengaruhi besar konsentrasi.
Pada saat melakukan titrasi, harus sesuai dengan standar cara titrasi yang telah ditetapkan yaitu dengan cara tetes per tetes. Karena jika tidak sesuai dengan standar cara titrasi yang telah ditetapkan, data bisa tidak valid. Kemudian, pada saat titrasi, labu Erlenmeyer juga digoyang-goyangkan supaya titrasi dapat berjalan dengan baik dan percampuran sempurna. Pada saat titrasi untuk standarisasi larutan Na2EDTA, reaksi yang terjadi adalah:

1.Ketika larutan standar Ca2+ ditambah indikator EBT reaksinya:
             Ca2+(aq) + EBT(aq) à[Ca-EBT]2+(aq)

Pada saat itu terjadi perubahan warna dari biru langit menjadi merah anggur karena pengikatan sebagian ion Ca2+ oleh EBT
              2.  Ketika Na2EDTA ditambahkan Ca2+reaksinya :

Ca2+(aq) + H2Y2-(aq) ↔ [CaY]2-(aq) + 2 H+(aq)

Sebelum titran H2Y2-ditambahkan untuk analisis, analit berwarna biru agak kemerahan karena ion kompleks [Ca-EBT]2+. Apabila H2Y2- mengompleks semua Ca2+ maka kompleks biru kemerahan [Ca-EBT]2+terdisosiasi dan warna biru agak kemerahan berubah menjadi warna biru langit.Ketika telah mencapai titik akhir, semua ion sadah telah terkompleksikan dengan H2Y2-.
[Ca-EBT]2+(aq) + H2Y2-(aq) à CaY2-(aq) + 2H+(aq) + EBT(aq)
                                  Merah anggur                              biru langit

2.Analisis Kesadahan sampel air
Selanjutnya, percobaan kedua yang kami lakukan adalah menganalisis kesadahan sampel air. Langkah-langkah yang harus dilakukan sama dengan langkah pertama, yakni buret diisi dengan larutan Na2EDTA sampai angka 0 dan masing-masing erlenmeyer 125 ml diisi dengan sampel air sebanyak 20 ml, 1 ml larutan buffer pH 10 dan 2 tetes indikator EBT. Setelah itu dilakukan titrasi secara tetes pertetes sampai warna merah anggur berubah menjadi biru langit. Pada saat titrasi, lebu Erlenmeyer perlu digoyang-goyangkan supaya dapat bereaksi sempurna.
      Reaksi yang terjadi adalah :
         Mg2+(aq) + EBT(aq) à [Mg-EBT]2+(aq)
                      biru langit                             merah anggur
 Reaksi tresebut di atas merupakan reaksi pada saat indikator EBT ditambahkan pada sampel air dimana EBT mengomplek ion Mg2+ sehingga warnanya berubah dari biru langit menjadi merah anggur, pada saat ini larutan benar-benar berwarna merah anggur karena pada sampel air terdapat ion Mg2+ yang lebih mudah dikompleksi oleh EBT dari pada ion Ca2+.Pada saat titrasi reaksi yang terjadi adalah :
[Mg-EBT]2+ (aq) + H2Y2-(aq) à MgY2-(aq) + 2H+ (aq) + EBT(aq)
     Merah anggur                                            biru langit

Pada saat titrasi, ion H2Y2-mengompleks semua Ca2+ dan Mg2+ bebas pada sampel air sehingga kompleks merah anggur [Mg-EBT]2+ terdisosiasi dan warna merah anggur berubah menjadi biru langit dari indikator EBT dan pada saat itu titik akhir telah tercapai, semua ion sadah telah terkompleksikan dengan H2Y2-.
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Materi Kuliah | Fanspage Facebook | Twitter
Copyright © 2013. BIOLOGI - All Rights Reserved
Published by BIOLOG-INDONESIA