Home » » Hipertensi

Hipertensi

Written By profitgoonline on Jumat, 13 April 2012 | 22.41

Hipertensi dijuluki dengan “silent desease” atau pembunuh diam-diam, Hipertensi memang seringkali datang diam-diam dan tiba-tiba sudah merenggut nyawa. Kalaupun tidak sefatal itu, pasien bisa terkena komplikasi berupa stroke, kebutaan, gagal ginjal dan serangan jantung.

Pada tahun 1995 Survei Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia sudah mencapai 83 per 1.000 anggota rumah tangga. Wanita lebih banyak yang terkena ketimbang pria. Angka ini cukup tinggi dan akan terus bertambah.

Survei yang sama sebelumnya tahun 1986, hipertensi disebutkan sebagai penyebab utama kematian pada penderita jantung koroner di Indonesia. Jumlah kasusnya 428 per 100.000 kematian.

Maka dalam makalah ini kami mencoba untuk menelusuri penyebab, komplikasi, teknik diagnosa serta cara pencegahan dan pengobatan hipertensi melalui kajian literatur dari berbagai sumber cetak maupun digital. Semua data yang kami dapat kami coba rangkai untuk mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan sudut pandang pengobatan JAWI.

DEFINISI
Dilihat dari bahasa Hipertensi terdiri dari dua kata yaitu Hiper yang berarti sangat, lebih atau hebat dan Tensi berarti tegangan. Sedangkan dalam istilah medis Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbilitas) dan angka kematian (mortalitas).

TEKANAN DARAH
Tekanan darah ada pada setiap manusia yang hidup karena adanya aktivitas jantung memompa darah dalam tubuh. Besarnya tekanan darah dapat diukur dengan alat tensimeter, hasil pengukuran akan menunjukan dua nilai, nilai tertinggi adalah tekanan sistolik yaitu tekanan ketika jantung berkontraksi memompa darah keluar jantung. Dan nilai terendah adalah tekanan diastolik yaitu ketika jantung mengendur dan terisi darah. Besarnya tekanan darah tersebut berbeda-beda pada setiap orang bergantung faktor usia, berat badan dan lain sebagainya.

Tekanan darah normal pada orang dewasa diatas 18 tahun menurut WHO dalam guidelines 1999 adalah (sistolik/diastolik) kurang dari 130/85 mmHg. sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHg sudah termasuk hipertensi.

Untuk mendapatkan angka tersebut pengukuran dilakukan pada objek dalam keadaan duduk diukur pada tangan kanan. Berikut table data klasifikasi tekanan darah lebih lengkap:

Klasifikasi tekanan darah pada dewasa  (www.medicalstore.com)


Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal
Dibawah 130 mmHg
Dibawah 85 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium I 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium II 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium III 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium IV 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
Tingginya tekanan darah secara tidak langsung menunjukkan adanya gangguan sistemis yang melibatkan sistem kardiovaskuler, syaraf, hormon yang dapat mengakibatkan komplikasi pada organ-organ vital tubuh.

PENYEBAB HIPERTENSI

Dalam dunia medis hipertensi dibagi dalam dua kategori :
  1. Hipertensi esensial (primer) yaitu hipertensi yang belum diketahui faktor penyebabnya secara pasti. Beberapa faktor yang diduga kuat menjadi penyebab hipertensi jenis ini adalah faktor usia, lingkungan, rokok, konsumsi garam, obesitas, alkohol, rokok dan faktor genetis. Meskipun belum diketahui penyebabnya secara pasti 95% penderita hipertensi termasuk dalam kategori ini.
  2. Hipertensi sekunder. Yaitu hipertensi yang telah diketahui penyebabnya secara pasti, yaitu faktor gangguan ginjal, kelebihan hormon esterogen dan aldosteron.
Tinjauan Fisis Penyebab Hipertensi
Naiknya tekanan darah secara sederhana dapat diketahui dengan mengarahkan perhatian pada organ yang terlibat secara langsung yaitu sistem kardiofaskuler. Tekanan darah meningkat diatas normal karena ada gangguan dalam organ-organ sistem kardiofaskuler. Gangguan tersebut antara lain:
  1. Gangguan Jantung: Tekanan darah akan meningkat jika jantung berdenyut lebih cepat dan lebih kuat.
  2. Gangguan pembuluh darah: Tekanan darah akan meningkat jika pembuluh darah mengalami penurunan elastisitas, penyempitan atau penyumbatan.
  3. Gangguan pada darah: Tekanan darah akan meningkat jika darah mengalami peningkatan volume atau penggumpalan.
Jantung berdetak lebih cepat dan lebih kuat karena pengaruh hormon adrenalin. sekresi hormon adrenalin dapat dipicu oleh dua hal:
  • Stress. Stress dapat mempengaruhi kinerja syaraf otonom ketika dalam kondisi tekanan atau ancaman mengirim perintah pada kelenjar adrenalin untuk mengeluarkan hormon adrenalin dimana hormon tersebut dapat memacu kerja jantung.
  • Nikotin pun dapat merangsang sekresi hormon adrenalin.
Berkurangnya elastisitas pembuluh darah bisa disebabkan oleh inveksi, radikal bebas dan penyempitan pembuluh darah yang terlalu lama.
  • Inveksi oleh Chlamydia Pneumonial, Cytomegalovirus dan Helicobacter Pylori dapat menyebabkan penyakit arteriosklerosis (pengapuran pembuluh darah).
  • Rusaknya lapisan endotel arteri oleh radikal bebas meningkatkan risiko inveksi.
  • Penyempitan pembuluh darah yang terlalu lama menebabkan elastisitas pembuluh darah berkurang.
Penyempitan pembuluh darah disebabkan oleh keracunan kanbon mono oksida (CO), hormon adrenalin, kadar garam yang tingi, munculnya Ateroma (benjolan pada dinding endotel pembuluh darah) dan flek.
  • CO yang masuk melalui pernafasan kemudian masuk ke peredaran darah. CO  akan diikat kuat oleh Hb sehingga Hb tidak bisa mengikat oksigen, akibatnya tubuh kekurangan oksigen. Sebagai respon dari kurangnya oksigen pembuluh darah akan menyempit.
  • Hormon adrenalin dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit.
  • Kadar garam (Na) yang tinggi dalam darah sangat mudah mengendap dalam pembuluh darah dan dapat menyebabkan pembuluh menyempit.
  • Munculnya Ateroma pada lapisan endotel pembuluh darah diakibatkan oleh koleserol jahat (LDL). LDL sangat mudah masuk ke dalam intima pembuluh darah kemudian teroksidasi. LDL teroksidasi ini memancing monosit (salah satu jenis sel darah putih) masuk ke intima lalu berubah menjadi makrofag. Makrofag berubah menjadi sel busa dan menimbulkan ateroma.
  • Munculnya flek adalah akibat lain dari LDL. Tumpukan LDL pada permukaan endotel sangat rapuh. Jika tumpukan LDL tersebut rontok akan meinggalkan iritasi pada pembuluh darah. Kemudian iritasi tersebut ditutup oleh fibrinogen yang membentuk flek sehingga menimbulkan penyempitan.
Tersumbatnya pembuluh darah dapat meningkatkan tekanan darah. Penyumbatan diakibatkan oleh tupukan LDL yang terlepas lalu menyumbat aliran darah .
Bertambahnya volume darah dapat disebabkan oleh kadar garam (Na) dan air yang tinggi.
  • Kadar garam yang tinggi disebabkan oleh kelebihan hormon aldosteron. Hormon ini mengurangi ekskresi garam dalam darah.
  • Tingginya kadar garam dalam darah bisa juga disebabkan oleh konsumsi garam yang berlebihan.
  • Gangguan pada organ ginjal dapat mengganggu pengeluaran garam dalam darah.
  • Kadar air yang tinggi disebebkan oleh gangguan ginjal dan kelebihan hormon diuretik.
Munculnya gumpalan dalam darah diakibatkan oleh racun yang merangsang trombosit berkelompok dan menggumpal. Selanjutnya gumpalan-gumpalan darah ini dapat menghambat aliran darah.

Dengan penjelasan diatas setidaknya kita dapat memahami penyebab dari hipertensi esensial dan hipertensi sekunder.
 

Hipertensi esensial
  1. Faktor usia berpengaruh pada naiknya tekanan darah karena organ-organ tubuh mulai melemah dan elastisitas pembuluh darah telah berkurang. ketika seseorang mulai menginjak usia tua kemungkinan naiknya tekanan darah semakin besar.
  2. Faktor lingkungan sangat berpengaruh karena dapat menimbulkan stres yang dapat menyebabkan ketidak seimbangan hormon. Lingkungan juga menjadi penyebab diserapnya zat racun yang menyebabkan penggumpalan darah, polusi CO yang tinggi di udara menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
  3. Rokok dapat memperparah hipertensi karena mengandung CO dan nikotin. Dimana nikotin dapat merangsang sekresi adrenalin, mengubah HDL menjadi LDL dan merangsang trombosit berkelompok dan menggumpal.
  4. Konsumsi garam berlebih dapat menambah volume darah dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
  5. Kebiasaan mengkonsumsi makanan dengan kadar LDL tinggi semisal fast food akan menambah kadar LDL dalam darah yang menyebabkan Ateroma, flek dan penyumbatan pada pembuluh darah.
  6. Kebiasaan minum beralkohol dapat mengganggu fungsi syaraf  sehingga sistem hormon terganggu.
  7. Faktor genetik berperan jika seseorang mewarisi kelemahan pada ginjal sistem syaraf otonom.
Hipertensi sekunder
  1. Gangguan pada ginjal menyebabkan ekskresi garam dan air terganggu sehingga volume darah  tinggi.
  2. Penggunaan hormon esterogen untuk kontrasepsi telah terbukti menjadi penyebab hipertensi pada wanita.
  3. Hormon aldosteron mengurangi ekskresi garam dalam darah.

KOMPLIKASI AKIBAT HIPERTENSI
Hipertensi dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan komplikasi pada organ-organ penting yaitu pembuluh darah, ginjal, jantung, otak, tulang belakang dan mata.
  • Komplikasi pada pembuluh darah akibat tekanan darah tinggi adalah berkurangnya elastisitas pembuluh darah karena terus-menerus mendapatkan tekanan yang tinggi.
  • Komplikasi pada otak dan tulang belakang adalah stroke. Stroke terjadi karena plak, aterosklerosis dan pembekuan darah menyebabkan pembuluh darah tersumbat. Jika penyumbatan terjadi pada pembuluh darah otak dan tulang belakang dapat menyebabkan stroke.
  • Komplikasi pada mata adalah terjadinya kerusakan retina karena hipertensi (retinopati hipertensi) dan dapat menimbulkan kebutaan.
  • Komplikasi pada ginjal adalah gagal ginjal. Hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah ginjal mengkerut (Vasokonstriksi) sehingga aliran darah ke ginjal terganggu dan mengakibatkan kerusakan sel-sel ginjal. Jika dibiarkan dalam waktu lama akan mengakibatkan gagal ginjal kronik bahkan gagal ginjal terminal.
  • Komplikasi pada jantung adalah penyakit jantung koroner dan gagal jantung. Penyakit jantung koroner terjadi jika penyumbatan terjadi pada arteri koroneria sehingga aliran nutrisi ke otot jantung tersumbat akibatnya  otot jantung mengalami kerusakan (infark jantung). Sedangkan gagal jantung terjadi akibat beban kerja jantung yang terlalu berat. Otot jantung akan menyesuaikan diri dengan memperbesar volume, lama kelamaan otot jantung akan mengendur dan elastisitasnya berkurang sehingga tidak lagi dapat memompa darah dengan baik.

Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Materi Kuliah | Fanspage Facebook | Twitter
Copyright © 2013. BIOLOGI - All Rights Reserved
Published by BIOLOG-INDONESIA