Pengertian Kepemimpinan
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kepemimpinan, di antaranya yaitu:
- Menurut Koonzt: “Leadership is defined as the art or process of influencing people so that they will strive willingly and enthusiastically toward the acievement of group goals.”
- Menurut GR Terry Leadership (kepemimpinan) adalah: “Leadership is the activity of influencing people to strive willingly for mutual objectives.”
- Menurut Stoner J.A., R.E. Freeman dan D.R. Gilbert Jr. (1995), leadership (kepemimpinan) adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi anggota kelompok untuk menjalankan tugas.
- Menurut Griffin (2004), pemimpin adalah individu yang mampu mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan akan melibatkan seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Untuk dapat mempengaruhi orang lain seseorang harus mempunyai kekuasaan (power), karena dengan dimilikinya power atau kekuasaan seseorang dapat mengarahkan dan mempengaruhi bawahan agar bersedia melaksanakan tugas-tugasnya sebagaimana mestinya.
Leadership Theory (Teori Kepemimpinan)
- The great man theory (teori sifat)
- Behavirol theory (teori perilaku)
- Contingency Theory (teori situasi)
- Teori-teori kepemimpinan kontemporer
Syarat-syarat Kepemimpinan
- Syarat-syarat kepemimpinan menurut Dra. Kartini Kartono harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting:
- Kekuasaan
Ialah kekuatan, oboritas dan legalitas yang memberi wewenang kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.
- Kewibawaan
Ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan sehingga orang mampu mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada pemimpin, dan berusaha melakukan perbuatan-perbuatan tertentu.
- Kemampuan
Ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan keterampilan teknis maupun sosial yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa.
Kepercayaan dan Kepemimpinan
Menurut Stephen Robbins (2001), kepercayaan (trust) merupakan harapan positif bahwa orang lain tidak akan bertindak oportunis, baik dalam pernyataan, tindakan atau keputusan. Dalam hal ini oportuunis dipersepsikan sebagai hal yang negatif, yaitu mengambil keuntungan secara sepihak.
Kepercayaan memiliki lima dimensi, yaitu:
- Integritas (integrity),
- Kompetensi (competence),
- Konsistensi (consistency),
- Keterbukaan (openess),
- Loyalitas (loyality).
Namun pada prinsipnya kepercayaan merupakan fondasi dari kepemimpinan. Ada tiga tipe kepercayaan, yaitu:
- Deterrence-based trust (kepercayaan berbasis pencegahan)
- Knowledge-based trust (kepercayaan berbasis pengetahuan)
- Identification-based trust (kepercayaan berbasis identifikasi).
Power (kekuasaan)
Menurut Griffin (2004), kekuasan (power) adalah kemampuan mempengaruhi orang lain. Sedangkan menurut Schermerhorn, J.R. (1996), kekuasaan adalah kemampuan untuk mendapatkan orang lain untuk bersedia melakukan sesuatu yang diingkan.
John Frech dan Bertram Raven, mengatakan bahwa seorang pemimpin mempengaruhi para bawahanya berdasarkan:
- Coercive power (kekuatan berdasarkan paksaan). Kekuatan ini didasarkan atas perasaan takut dan ia berlandaskan atas pe... pihak bawahan bahwa ia akan dikenakan hukuman apabila ia tidak menyetujui tindakan-tindakan dan keyakinan atasan.
- Reward power (kekuatan untuk memberikan penghargaan). Pemimpin dapat memberikan penghargaan-penghargaan kepada bawahan, bila bawahan melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan keinginan atasan.
- Legitimate power (kekuatan yang sah). Kekuatan ini timbul dari posisi supervisor di dalam organisasi bersangkutan
- Expert power (kekuatan karena keahlian). Kekuatan demikian timbul karena seseorang individu memiliki ketrampilan tertentu, pengetahuan atau menerapkan keahliannya dalam bidang itu.
- Reference power (kekuatan referen). Kekuatan demikian didasarkan atas identifikasi seorang pengikut dengan seorang pemimpin yang sangat dihormati dan terpandang oleh pengikut tersebut.
Jadi seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk membangkitkan kekuatan-kekuatan emosional maupun rasional orang lain atau pengikut pengikutnya.
Adapun unsur-unsur kepemimpinan adalah sebagai berikut:
- Leader adalah orang yang memimpin
- Pengikut adalah orang-orang yang dipimpin
- Organisasi yang bersangkutan
- Objective adalah tujuan yang hendak dicapai
- Lingkungan adalah nilai-nilai sosial, pertimbangan ekonomis dan politis.
Perbedaan “leadership” dan “non leadership”
Leadership
- Memberikan inspirasi
- Menyelesaikan pekerjaan dan mengembangkan kemepuan pengikutnya
- Menunjukkan kepada pengikutnya bagaimana cara melaksanakan pekerjaan
- Menerima tanggung jawab
- Memperbaiki kegagalan dalam rangka mencapai tujuan
Non leadership
- Memaksa para pengikut
- Menyelesaikan pekerjaan dengan jalan mengorbankan para pengikutnya
- Menanamkan perasaan takut pada pihak pengikutnya melalui ancaman-ancaman dan pelaksanaan
- Menghindari tanggung jawab
- Menyatakan bahwa kesalahan terletak pada orang lain, apabila terjadi kegagalan dalam hal mencapai tujuan.
Isu kontemporer kepemimpinan
Terdapat beberapa isu kepemimpinan yang mendapat banyak sorotan dari berbagai kalangan pada saat ini, yang antara lain adalah: emotional intellegence, team leadership, moral leadership, dan cross-cultural leadership.